Langsung ke konten utama

Jokowi Sebut FPI Bisa Dilarang, NasDem Tepis Pemerintah Islamofobia

Jokowi Sebut FPI Bisa Dilarang, NasDem Tepis Pemerintah Islamofobia

FPI menyinggung soal islamofobia terkait pernyataan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang menyebut mereka bisa dilarang jika tidak sejalan dengan ideologi bangsa. Politikus Partai NasDem Teuku Taufiqulhadi mengatakan pemerintah tak akan melarang ormas dengan alasan takut kepada Islam.

"Tidak mungkin pemerintah melarang sebuah organisasi dengan alasan ketakutan kepada Islam. Kenapa takut kepada Islam sementara kita sendiri semua Islam. Tapi yang akan disikapi oleh negara adalah sejumlah orang atau organisasi yang bersembunyi di balik Islam," kata Taufiqulhadi dalam keterangannya, Minggu (28/7/2019).


Taufiqulhadi mengatakan mereka-mereka yang bersembunyi di balik Islam mempunyai agenda tersembunyi dengan membawa ideologi lain untuk menggantikan ideologi nasional yang ada sekarang. Taufiqulhadi mendukung negara menindak organisasi yang akan membahayakan eksistensi negara.

"Contoh terhadap itu sudah sangat banyak, sebagaimana yang kita lihat yang terjadi terhadap Libia dan Suriah sekarang. Kedua negara tersebut hancur sekarang karena muncul organisasi yang berkedok Islam. Organisasi ini, dengan membangun narasi keislaman, berusaha merebut kekuasaan," jelas dia.

"Berbeda, jika di Libia, setelah menjatuhkan pemerintah, kini mereka berperang sendiri. Sementara, di Suriah, pemerintah yang sah berhasil mendesak kaum pemberontak berkedok Islam ini hingga hampir musnah," imbuhnya.

Dua negara tersebut kini disebut Taufiqulhadi menjadi negara yang tak berbentuk lagi. Taufiqulhadi tak mau Indonesia menjadi seperti Suriah ataupun Libia.

"Jika dilihat dari pengalaman Libia dan Irak, maka tentu saja, gagasan Pak Jokowi untuk menentukan aturan pelarangan ormas adalah sesuatu yang tepat," tegas dia.


Presiden Jokowi menyebut FPI bisa saja dilarang jika tidak sejalan dengan ideologi bangsa. FPI mengatakan sudah menduga Jokowi akan menyampaikan pernyataan seperti itu.

Pengurus DPP FPI, Slamet Ma'arif, lantas bicara mengenai islamofobia. Menurut Slamet, FPI selama ini sudah tunduk pada aturan yang berlaku dan kerap membantu pemerintah dalam kegiatan-kegiatan kemanusiaan.

"Ketakutan yang berlebihan dan menunjukkan islamofobia itu, kita dari awal berdiri selalu mengikuti dan patuh pada aturan hukum di Indonesia, bahkan SKT pun kita dapatkan, artinya pemerintah di sebelumnya nggak ada masalah, bahkan bergandeng tangan dalam bencana kemanusiaan. Rezim sekarang sedang menunjukkan siapa dirinya dan siapa kelompoknya. Biarkan rakyat dan umat yang menilai," ujar Slamet.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Arab Saudi Gelar Turnamen PUBG Mobile

Arab Saudi sedang menggelar festival Jeddah Season tahun ini. Festival ini merupakan ajang bagi pemerintah negara tersebut memperkenalkan Arab Saudi sebagai salah satu tujuan turis paling populer di dunia. Salah satu acara yang diadakan dalam festival ini adalah turnamen PUBG Mobile. Acara ini digelar oleh General Sports Authority atau badan pemerintah yang bertanggung jawab di bidang olaharaga. Dikutip dari Arab News , Kamis (26/6), turnamen PUBG Mobile ini digelar sejak 15 hingga 21 Juni. Pemenang dalam turnamen ini adalah Ahad Uz Zaman yang berhasil mengalahkan 49 peserta lainnya. Pria berumur 20 tahun itu menuturkan bahwa dirinya masih mahasiswa dan memang banyak menghabiskan waktu untuk bermain PUBG Mobile. Dia pun mengaku kerap dimarahi sang ibu karena kebiasanannya tersebut. "Ibu saya sering marah menanyakan alasan saya selalu memainkan game ini setiap saat. Jadi, saya sangat senang bisa menggunakan kemampuan PUBG Mobile yang dimiliki (untuk turnamen)

Pak Anies, Warga Muara Baru Beli Air Bersih sampai Rp 50 Ribu Per Hari

Warga RT 019 RW 017, Muara Baru, Penjaringan, Jakarta Utara, sudah terbiasa dengan krisis air bersih, baik saat musim hujan maupun kemarau. Warga yang memasang mesin pompa Perusahaan Air Minum (PAM) pun tidak bertahan lama. "Bukan kekurangan air, dari dulu juga udah kekurangan air. Saya masang PAM bertahan 6 bulan, yang keluar cuma lumpur. Saya mau ngisi (bak) air nggak ada," ujar salah seorang warga, Yuyun, saat ditemui di kediamannya, Jalan Muara Baru, Penjaringan, Jakarta Utara, Rabu (24/7/2019). Yuyun, yang merupakan ibu tiga anak, merasa rugi ketika memasang mesin PAM. Mesin yang sudah dipasang tidak mengeluarkan air, malah Yuyun dikenai beban biaya. "Di sini mah rugi masang (pompa air), ya kita baru masang sudah mati, nambahin beban (biaya) air, nggak keluar aja nambahin beban. Saya masang tahun berapa itu, disuruh bayar, padahal mah keluar juga nggak. Bayar ke PAM," katanya sambil mengupas bawang bersama teman-temannya. Untuk mendapatkan air bersih per hari,

Heboh Polisi ‘Terseret’ di Kap Mobil: Polantas dapat Hadiah & Terungkap Pelaku adalah Mahasiswa S2

Media sosial geger akibat adanya video polantas yang ‘terseret’ di kap mobil akibat mau menilang mobil yang melanggar peraturan lalu lintas. Sosok polantas tersebut menuai pujian berkat aksi heroiknya dalam menjalankan tugas. Yuk, cari tahu lebih lanjut soal kejadian viral tersebut. Video polantas yang beraksi dengan ‘nemplok’ di kap mobil pada saat mau menilang menjadi sorotan. Diketahui, polisi tersebut hendak menilang tapi si pengemudi terus melajukan mobilnya. Akhirnya polisi yang berada di depan menempel di kap mobil dan diseret. Beruntung tidak ada yang terluka akibat kejadian ini. Tidak heran aksi polantas ini menuai pujian dari warganet. Di video tersebut, dia tampak nekat turun dari mobil meski mobil tidak melambat sehingga dia harus berlari mundur dengan susah payah sambil menjaga keseimbangan. Karena aksinya itu, ponselnya sampai terjatuh dan terbelah. Menurut keterangan Kepala Bidang Humas Jabar Kombes Pol Trunoyudo , Wisnu Andiko , peristiwa tersebut terjadi Kamis siang