Langsung ke konten utama

Kisah Pilu Ina, Mengurung Diri karena Malu Tak Jadi Berangkat Haji, Padahal Sudah 3 Kali Ikut Manasik

Kisah Pilu Ina, Mengurung Diri karena Malu Tak Jadi Berangkat Haji, Padahal Sudah 3 Kali Ikut Manasik


Kecewa, kesal, dan malu, mungkin itu yang kini tengah dirasakan Ina Binti Halil Jutahir (58), seorang calon jamaah haji yang gagal berangkat pada tahun ini.

Wajar saja, Ina Binti Halil Jutahir harus mengurungkan niatnya berangkat haji tahun ini lantaran kesalahan yang tidak diperbuatnya.

Kesedihannya makin tak terbendung ketika Ina Binti Halil Jutahir ikut melepas dua tetangganya yang berkesempatan berangkat haji pada tahun ini.

Padahal, wanita yang tinggal di Dusun Aersoji, Desa Pagendingan, Kecamatan Galis, Pamekasan, Jawa Timur ini seharusnya berangkat haji bersama tetangganya itu.

Mirisnya, batalnya keberangkatan haji Ina bukan karena kesalahannya.
Gagalnya keberangkatan Ina ini berawal ketika namanya terdaftar dalam sistem komputerisasi haji terpadu (SISKOHAT) dan diumumkan berangkat tahun 2019 ini.

Mendapat kabar jika dirinya akan berangkat haji tahun ini, ibu 5 anak ini langsung berangkat ke bank guna melunasi setoran hajinya.
"Tanggal 1 April, Ibu mulai membayar setoran pelunasan biaya ke BRI Syariah Pamekasan. Kata pihak bank pelunasan belum bisa dilakukan, karena sistem bank masih error," ungkap anak Ina, Uswatun Hasanah, dikutip Grid.ID dari Surya.
Ketika hendak mencoba membayar lagi pada keesokan harinya, Ina kembali ditolak pihak bank dengan alasan belum mengikuti tes kesehatan.

Akhirnya, Ina langsung menjalani tes kesehatan ke puskesmas yang disarankan pemerintah.
Tak cuma itu, Ina juga sampai mengikuti 3 kali manasik haji hingga membuat paspor bersama rombongan jamaah haji.
Semua syarat telah dipenuhi, Ina malah harus menelan kabar pahit dari Kemenag setempat jika ia tak bisa berangkat haji tahun ini.

Pasalnya, pihak bank penerima setoran haji Ina, terlambat memasukkan data pelunasan haji ke rekening haji.

"Padahal uang simpanan haji di rekening sudah lebih, sebesar Rp 11 juta 7 ratus ribu. Kenapa bank tidak bisa menginput. Ini janggal bagi kami," ucap Uswatun Hasanah.
Berdasarkan keterangan anak Ina yang biasa dipanggil Uus ini, ibunya kini merasa malu karena tak jadi terbang ke Tanah Suci.

Pasalnya, semua sanak saudara dan tetangga Ina sudah mendengar kabar jika dia akan berangkat haji tahun ini.
Uus pun mengatakan jika ibunya lebih memilih mengurung diri di rumah pasca calon jamaah haji kloter 9 dan 10 asal Pamekasan diberangkatkan.
Ina juga tak mau ditemui orang lain kecuali keluarga sendiri.
Termasuk pihak bank yang hendak meminta maaf karena lalai mengirimkan setoran haji ke rekening haji, yang berakibat Ina tak bisa berangkat haji ke Tanah Suci.

"Kemarin ada pihak bank ke sini mau minta maaf. Ibu tidak mau menemui. Bahkan, meminta agar pihak bank suruh pulang," ujar Uus, dikutip Grid.ID dari Kompas.com.
Meski kecewa ibunya tak jadi berangkat haji, sang anak turut bersyukur.
"Hikmahnya, ibu semakin rajin ibadahnya. Meskipun kekecewaannya belum bisa terobati," imbuh Uus.
Bahkan, Uus mengatakan jika ibunya kini selalu bangun 03.00 WIB dini hari demi beribadah solat tahajud, dan menghatamka Al-Quran lagi. (*)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bila Garuda Turunkan Tarif Tiket Pesawat, Maskapai Lain akan Ikuti

Mahalnya harga tiket pesawat memancing kekecewaan masyarakat. Di media sosial, para netizen bahkan membuat tagar #PecatBudiKarya beberapa hari lalu. Ekonom institute for Development of Economis and Finance (INDEF) Bhima Yudhistira menilai, Mentri perhubungan Budi Karya Sumadi perlu lebih berani untuk mengambil kebijakan. Kebijakan tersebut ialah  dengan menurunkan tarif batas atas tiket pesawat. Sebab hal ini diyakini akan membuat maskapai menurunkan harga tiketnya. "Tarif batas atas masih terlalu tinggi dan belum untungkan konsumen," ujar Bhima,Jakarta, sabtu(11/05/2019). Bhima mengatakan, naiknya harga tiket pesawat sudah terasa pada sektor lain, seperti hotel, restoran makanan minuman, dan jasa penunjang pariwisata lainnya. Bila dibiarkan, dikhawartirkan akan memicu gelombang PHK pada sektor pariwisata. Berdasarkan data BPS, jumlah penumpang angkutan udara domestik hanya 12,3 juta orang pada januari-februari 2019 karena mahalnya harga tiket pesawat. ...

Arab Saudi Gelar Turnamen PUBG Mobile

Arab Saudi sedang menggelar festival Jeddah Season tahun ini. Festival ini merupakan ajang bagi pemerintah negara tersebut memperkenalkan Arab Saudi sebagai salah satu tujuan turis paling populer di dunia. Salah satu acara yang diadakan dalam festival ini adalah turnamen PUBG Mobile. Acara ini digelar oleh General Sports Authority atau badan pemerintah yang bertanggung jawab di bidang olaharaga. Dikutip dari Arab News , Kamis (26/6), turnamen PUBG Mobile ini digelar sejak 15 hingga 21 Juni. Pemenang dalam turnamen ini adalah Ahad Uz Zaman yang berhasil mengalahkan 49 peserta lainnya. Pria berumur 20 tahun itu menuturkan bahwa dirinya masih mahasiswa dan memang banyak menghabiskan waktu untuk bermain PUBG Mobile. Dia pun mengaku kerap dimarahi sang ibu karena kebiasanannya tersebut. "Ibu saya sering marah menanyakan alasan saya selalu memainkan game ini setiap saat. Jadi, saya sangat senang bisa menggunakan kemampuan PUBG Mobile yang dimiliki (untuk turnamen)...

Ratusan 'Bangkai' TransJakarta Mangkrak, Pemprov DKI Gugat Perusahaan Pengadaan di Era Jokowi-Ahok

Ratusan bus TransJakarta hasil pengadaan tahun anggaran 2013 teronggok di lahan depan Rumah Sakit Karya Bakti Pertiwi , Jalan Raya Dramaga, Bogor . Dinas Perhubungan DKI Jakarta mencatat jumlah "bangkai" bis tersebut mencapai 483 unit. Masalah ini menjadi PR bagi Pemprov DKI Jakarta. Di bawah kepemimpinan Anies Baswedan , masalah ini akan dibawa ke ranah hukum. Pemprov akan menggugat para perusahaan penyedia pengadaan bus TransJakarta tersebut.  "Ditindaklanjuti dibawa ke ranah hukum," kata Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Syafrin Liputo, dilansir dari CNBC Indonesia, Jumat (26/7). "Untuk pengembalian 20 persen uang muka yang sudah diterima." Berdasarkan Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) , tercacat bahwa Pemprov DKI sudah membayar uang muka untuk pengadaan bus sebesar Rp 110 miliar. Namun, perjanjian pengadaan dengan pihak ketiga, dalam hal ini, adalah sejumlah perusahaan yang sempat memenangkan lelang tender pengadaan b...