Langsung ke konten utama

PA 212 Keberatan BTP Kembali ke Pemerintahan: Ahok Sudah Menyakiti Umat Islam

PA 212 Keberatan BTP Kembali ke Pemerintahan: Ahok Sudah Menyakiti Umat Islam

Isu kembalinya mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (BTP) alias Ahok ke tatanan pemerintahan Indonesia menuai perhatian banyak pihak. Salah satunya oleh Persaudaraan Alumni (PA) 212 yang langsung memberikan respons negatif atas isu tersebut.

Kepala Divisi Humas PA 212 Damai Hari Lubis menyebut karier politik BTP seharusnya sudah selesai dan tak ada kesempatan baginya untuk kembali menjabat. Walau Damai tak menampik bahwa tak ada aturan yang melarang seorang mantan narapidana untuk terjun kembali ke dunia politik. Namun Damai, mewakili seluruh komponen PA 212, mengaku keberatan bila BTP kembali melenggang di kancah perpolitikan Tanah Air.

 Ia pun menyebut BTP sebagai sosok yang menyakiti umat Islam. Pernyataan ini tentu tak lepas dari kasus penistaan agama yang menyeret BTP ke balik jeruji besi pada 2017 lalu.

Sebagai pengingat, BTP sempat menyinggung soal surat Al Maidah Ayat 51 dalam salah satu pidatonya. Tak ayal pidatonya menjadi target amarah sejumlah pihak hingga berujung pada dilaporkannya BTP ke kepolisian. Pengadilan pun akhirnya membuktikan BTP bersalah dan membuatnya harus mendekam di Rumah Tahanan (Rutan) Mako Brimob selama hampir dua tahun.

"Memang dirinya sudah menyakiti umat Islam dunia, terlebih pastinya bukan hanya umat Islam Indonesia," kata Damai, Kamis (25/7). "Terlebih pastinya bukan hanya umat Islam yang bergabung maupun sekadar simpatisan 212."

"Terbukti majelis hakim sudah menghukumnya," imbuhnya. "Dan bukti vonis serta eksekusi hukuman sudah dijalankannya."

Namun ia menegaskan kembali tak ada hukum positif di Indonesia yang melarang mantan narapidana untuk kembali berkarier di bidang politik. Hal itu tercantum dalam aturan Pasal 240 Ayat (1) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum.

"Akan tetapi hukum positif di negara ini tidak melarang Ahok dan semua mantan napi untuk berkarya, terlebih dibidang legislatif," katanya, dilansir dari laman Suara. "Itu haknya mencalonkan dan hak konstituen untuk memilihnya."

"Walau faktanya kami menolak Ahok untuk mewakili suara rakyat yang mayoritas muslim di negeri ini," imbuhnya. "Namun disisi lain PA 212 tetap keberatan apabila Ahok kemudian duduk di barisan kabinet pemerintahan Presiden Joko Widodo atau Jokowi."

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Arab Saudi Gelar Turnamen PUBG Mobile

Arab Saudi sedang menggelar festival Jeddah Season tahun ini. Festival ini merupakan ajang bagi pemerintah negara tersebut memperkenalkan Arab Saudi sebagai salah satu tujuan turis paling populer di dunia. Salah satu acara yang diadakan dalam festival ini adalah turnamen PUBG Mobile. Acara ini digelar oleh General Sports Authority atau badan pemerintah yang bertanggung jawab di bidang olaharaga. Dikutip dari Arab News , Kamis (26/6), turnamen PUBG Mobile ini digelar sejak 15 hingga 21 Juni. Pemenang dalam turnamen ini adalah Ahad Uz Zaman yang berhasil mengalahkan 49 peserta lainnya. Pria berumur 20 tahun itu menuturkan bahwa dirinya masih mahasiswa dan memang banyak menghabiskan waktu untuk bermain PUBG Mobile. Dia pun mengaku kerap dimarahi sang ibu karena kebiasanannya tersebut. "Ibu saya sering marah menanyakan alasan saya selalu memainkan game ini setiap saat. Jadi, saya sangat senang bisa menggunakan kemampuan PUBG Mobile yang dimiliki (untuk turnamen)

Pak Anies, Warga Muara Baru Beli Air Bersih sampai Rp 50 Ribu Per Hari

Warga RT 019 RW 017, Muara Baru, Penjaringan, Jakarta Utara, sudah terbiasa dengan krisis air bersih, baik saat musim hujan maupun kemarau. Warga yang memasang mesin pompa Perusahaan Air Minum (PAM) pun tidak bertahan lama. "Bukan kekurangan air, dari dulu juga udah kekurangan air. Saya masang PAM bertahan 6 bulan, yang keluar cuma lumpur. Saya mau ngisi (bak) air nggak ada," ujar salah seorang warga, Yuyun, saat ditemui di kediamannya, Jalan Muara Baru, Penjaringan, Jakarta Utara, Rabu (24/7/2019). Yuyun, yang merupakan ibu tiga anak, merasa rugi ketika memasang mesin PAM. Mesin yang sudah dipasang tidak mengeluarkan air, malah Yuyun dikenai beban biaya. "Di sini mah rugi masang (pompa air), ya kita baru masang sudah mati, nambahin beban (biaya) air, nggak keluar aja nambahin beban. Saya masang tahun berapa itu, disuruh bayar, padahal mah keluar juga nggak. Bayar ke PAM," katanya sambil mengupas bawang bersama teman-temannya. Untuk mendapatkan air bersih per hari,

Heboh Polisi ‘Terseret’ di Kap Mobil: Polantas dapat Hadiah & Terungkap Pelaku adalah Mahasiswa S2

Media sosial geger akibat adanya video polantas yang ‘terseret’ di kap mobil akibat mau menilang mobil yang melanggar peraturan lalu lintas. Sosok polantas tersebut menuai pujian berkat aksi heroiknya dalam menjalankan tugas. Yuk, cari tahu lebih lanjut soal kejadian viral tersebut. Video polantas yang beraksi dengan ‘nemplok’ di kap mobil pada saat mau menilang menjadi sorotan. Diketahui, polisi tersebut hendak menilang tapi si pengemudi terus melajukan mobilnya. Akhirnya polisi yang berada di depan menempel di kap mobil dan diseret. Beruntung tidak ada yang terluka akibat kejadian ini. Tidak heran aksi polantas ini menuai pujian dari warganet. Di video tersebut, dia tampak nekat turun dari mobil meski mobil tidak melambat sehingga dia harus berlari mundur dengan susah payah sambil menjaga keseimbangan. Karena aksinya itu, ponselnya sampai terjatuh dan terbelah. Menurut keterangan Kepala Bidang Humas Jabar Kombes Pol Trunoyudo , Wisnu Andiko , peristiwa tersebut terjadi Kamis siang