Langsung ke konten utama

Mengaku Pesimis, Pengacara Novel Baswedan Minta Tim Teknis Mundur Saja

Mengaku Pesimis, Pengacara Novel Baswedan Minta Tim Teknis Mundur Saja

Kegagalan Satuan Tugas (Satgas) bentukan Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian dalam mengungkap kasus penyerangan terhadap Novel Baswedan terus menjadi sorotan. Karena kegagalan ini pula Polri akhirnya membentuk tim baru yang dipimpin langsung oleh Kabareskrim Komjen Pol Idham Aziz.
Menanggapi pembentukan tim teknis ini, praktisi hukum sekaligus pengacara Novel, Saor Siagian mengaku tak banyak berharap. Kendati demikian ia memberikan kesempatan bagi Polri untuk membuktikan komitmennya menyelesaikan kasus Novel. Namun bila dirasa tak mampu, Saor meminta tim teknis untuk mundur saja.

 "Bekerjalah segera atau mundur saja jika tidak mampu. Tim teknis ini kan bentukan Polri dan sangat melekat namanya pada institusi kepolisian," ujar Saor, Sabtu (27/7). "Bila nanti dalam prosesnya mengalami hambatan dan tidak mampu, bilang saja."

Lebih lanjut, menurutnya, pihak sang penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sudah tak banyak berharap pada tim ini. Namun ia meminta agar proses investigasi berjalan transparan.

"Jika memang ada kendala dalam tim teknis ini, bilang saja. Supaya ada TGPF independen dibentuk oleh Presiden," tuturnya, dilansir oleh Kompas. "Bahan, bukti, dan temuan yang sudah dimiliki Polri kan juga cukup. Ada dari bahan TGPF kemarin. Lalu rekomendasi dari Komnas HAM, dan sebagainya. Harusnya tidak sulit lah bagi tim teknis."

Terkait dengan batas waktu yang diberikan, Saor mengaku tak mempermasalahkannya. Yang terpenting baginya adalah tim teknis segera bekerja, apalagi karena temuan Satgas menunjukkan adanya motif balas dendam di balik penyerangan tersebut.

"Bukan makna tiga bulan, tapi segera lah. Petunjuk-petunjuk kan sudah banyak," desaknya. "Kenapa enggak segera bekerja kalau memang sudah ada yang mengaku ingin mencederai Novel seperti dalam laporan TGPF?"

Sebelumnya terungkap bahwa tim teknis ini akan melibatkan sekitar 50 orang anggota kepolisian. Menariknya, tim ini juga akan diisi beberapa anggota Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror.

Sementara itu tim teknis disebut siap bekerja per-Agustus 2019. Secara spesifik Presiden Joko Widodo meminta agar tim teknis bisa menyelesaikan kasus dalam jangka waktu tiga bulan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Arab Saudi Gelar Turnamen PUBG Mobile

Arab Saudi sedang menggelar festival Jeddah Season tahun ini. Festival ini merupakan ajang bagi pemerintah negara tersebut memperkenalkan Arab Saudi sebagai salah satu tujuan turis paling populer di dunia. Salah satu acara yang diadakan dalam festival ini adalah turnamen PUBG Mobile. Acara ini digelar oleh General Sports Authority atau badan pemerintah yang bertanggung jawab di bidang olaharaga. Dikutip dari Arab News , Kamis (26/6), turnamen PUBG Mobile ini digelar sejak 15 hingga 21 Juni. Pemenang dalam turnamen ini adalah Ahad Uz Zaman yang berhasil mengalahkan 49 peserta lainnya. Pria berumur 20 tahun itu menuturkan bahwa dirinya masih mahasiswa dan memang banyak menghabiskan waktu untuk bermain PUBG Mobile. Dia pun mengaku kerap dimarahi sang ibu karena kebiasanannya tersebut. "Ibu saya sering marah menanyakan alasan saya selalu memainkan game ini setiap saat. Jadi, saya sangat senang bisa menggunakan kemampuan PUBG Mobile yang dimiliki (untuk turnamen)

Pak Anies, Warga Muara Baru Beli Air Bersih sampai Rp 50 Ribu Per Hari

Warga RT 019 RW 017, Muara Baru, Penjaringan, Jakarta Utara, sudah terbiasa dengan krisis air bersih, baik saat musim hujan maupun kemarau. Warga yang memasang mesin pompa Perusahaan Air Minum (PAM) pun tidak bertahan lama. "Bukan kekurangan air, dari dulu juga udah kekurangan air. Saya masang PAM bertahan 6 bulan, yang keluar cuma lumpur. Saya mau ngisi (bak) air nggak ada," ujar salah seorang warga, Yuyun, saat ditemui di kediamannya, Jalan Muara Baru, Penjaringan, Jakarta Utara, Rabu (24/7/2019). Yuyun, yang merupakan ibu tiga anak, merasa rugi ketika memasang mesin PAM. Mesin yang sudah dipasang tidak mengeluarkan air, malah Yuyun dikenai beban biaya. "Di sini mah rugi masang (pompa air), ya kita baru masang sudah mati, nambahin beban (biaya) air, nggak keluar aja nambahin beban. Saya masang tahun berapa itu, disuruh bayar, padahal mah keluar juga nggak. Bayar ke PAM," katanya sambil mengupas bawang bersama teman-temannya. Untuk mendapatkan air bersih per hari,

Heboh Polisi ‘Terseret’ di Kap Mobil: Polantas dapat Hadiah & Terungkap Pelaku adalah Mahasiswa S2

Media sosial geger akibat adanya video polantas yang ‘terseret’ di kap mobil akibat mau menilang mobil yang melanggar peraturan lalu lintas. Sosok polantas tersebut menuai pujian berkat aksi heroiknya dalam menjalankan tugas. Yuk, cari tahu lebih lanjut soal kejadian viral tersebut. Video polantas yang beraksi dengan ‘nemplok’ di kap mobil pada saat mau menilang menjadi sorotan. Diketahui, polisi tersebut hendak menilang tapi si pengemudi terus melajukan mobilnya. Akhirnya polisi yang berada di depan menempel di kap mobil dan diseret. Beruntung tidak ada yang terluka akibat kejadian ini. Tidak heran aksi polantas ini menuai pujian dari warganet. Di video tersebut, dia tampak nekat turun dari mobil meski mobil tidak melambat sehingga dia harus berlari mundur dengan susah payah sambil menjaga keseimbangan. Karena aksinya itu, ponselnya sampai terjatuh dan terbelah. Menurut keterangan Kepala Bidang Humas Jabar Kombes Pol Trunoyudo , Wisnu Andiko , peristiwa tersebut terjadi Kamis siang